Selasa, 29 Maret 2011

Selamat dan Sukses Para Pejuang Kami....


Dunia aktivisme bagi mahasiswa di kampus adalah bagian yang tak terpisahkan. Aktivisme mahasiswa di kampus menjadi salah satu bentuk aktualisasi diri yang paling mudah dan meriah. Ia ibarat ruang kesadaran sekaligus kepatutan bagi mahasiswa dalam upaya menunjukkan eksistensi diri mahasiswa sebagai agent of change, mempersiapkan diri untuk menatap dan menghadapi dinamika kehidupan riil di sosial masyarakat nantinya. Sehingga kesempatan beraktivitas secara ilmiah dan akademis di kampus, sebagai arena proses pendewasaan dan penciptaan karakter, menjadi kegandrungan mahasiswa selama ini.

Tahun 2011 (periode 2011-2012) ini adalah tahun yang sangat dan sangat spesial bagi keluarga alumni Annuqayah di Yogyakarta. Karena dunia aktivisme kampus telah dimanfaatkan sebagai arena pergerakan dan pembelajaran yang positif bagi mereka, setidaknya ditunjukkan dengan keterlibatan mereka sebagai pemegang peran penting (stakeholders), baik di jurusan, fakultas maupun di tingkat universitas! Alumni Annuqayah telah mengambil bagian penting dalam jajaran kepengurusan di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di kampus UIN Sunan Kalijaga. Setidaknya, ada 5 Alumni Annuqayah yang masuk dalam jajaran kepengurusan BEM baik di jurusan, fakultas, maupun di tingkat universitas. Berita ini tentu menjadi kebanggaan kami sebagai pengurus Ikatan Alumni Annuqayah Yogyakarta. Karena kader-kader kami sudah mulai beranjak menjadi aktor untuk menatap masa depan yang lebih baik.

Jumat, 25 Maret 2011

“Menjangkau yang Terabaikan” (Reaktualisasi Hukum Islam dalam Membingkai Isu Nikah Siri)

(Artikel karya Saudara Fawaid ini mendapatkan penghargaan juara 3 dalam LKTI PTIN/PTIS se-Indonesia yang diadakan oleh UIN Syarif Jakarta, Juni 2010. Bagi teman-teman dan pembaca yang konsern dengan isu seperti dalam artikel ini diperlilahkan dibaca dan diunduh dengan meminta izin terlebih dulu kepada administrator. Semoga bermanfaat. Selamat membaca. Redaksi) 

Prolog


Quran dan Sunnah merupakan sumber pokok hukum Islam yang mengakomudir segala aktifitas manusia. Secara teoritis, kontekstualisasi hukum Islam telah banyak terekam dalam lintas peradaban manusia, baik klasik maupun kontemporer. Namun demikian, upaya untuk menerjemahkan kembali nilai-nilai Islam masih terlihat titik kelemahannya secara fundamental. Dengan begitu, hukum islam yang merupakan salah satu cabang (furu’) daripada syari’at menjadi rencana sistematis untuk mengangkat dan mendialogkannya secara komunal dengan aspek-aspek terpenting dalam logika keislaman.

Di sisi lain, ada sebagian umat islam yang mencoba menonjolkan hukum Islam sebagai entitas yang unik, terpisah dari peradaban lain—termasuk di dalamnya local wisdom—dan menutup ruang untuk ditafsir ulang. Hal tersebut mengakibatkan hukum Islam terkesan sangat mengerikan, jumud, statis dan eksklusif. Padalah jika melihat perjalanan panjang hukum Islam dari masa Nabi, Sahabat, Tabi’in hingga sekarang, hukum Islam lahir untuk menjawab problematika masyarakat pada masanya.

Rabu, 23 Maret 2011

Dangdut sebagai Identitas Budaya Indonesia

(Ini tulisan seorang Lora, seorang musikus yang tekun di bidangnya, sebuah profesi yang tak galib digandrungi oleh alumni Pesantren. Tulisan ini kami unggah dari Jawa Pos , 9 Maret 2011. Semoga bermanfaat, dan menambah khazanah pengetahuan kita tentang musik. Salam, redaksi)

Musik adalah bagian dari kehidupan masyarakat. Dia adalah karya seni yang memberikan nilai-nilai terhadap suatu bangsa. Kemajuan suatu bangsa tidak hanya terlihat pada perkembangan ekonomi dan politik. Posisi karya seni tentu merupakan hal yang tidak dapat diabaikan. Ini karena seni juga menjadi salah satu alat penanda tingkatan budaya suatu bangsa dan musik jelas menjadi bagian darinya.

Kondisi perkembangan musik Indonesia saat ini secara umum memang cukup menggembirakan. Lahirnya musisi muda, band-band baru dengan berbagai, genre, karakter dan style-nya bisa dianggap ”baik” secara kreativitas dan karya dalam pandangan seni. Namun, jika kita melihatnya sebagai parameter perkembangan budaya bangsa, tentu masih sangat jauh. Apalagi, disetarakan dengan negara-negara maju. Persentase perkembangan musik Indonesia saat ini cenderung bersifat hiburan. Apalagi, model musik hiburan di Indonesia masih sangat bergantung dan dipengaruhi oleh musik luar yang membanjiri konsumen musik Indonesia, bahkan cenderung menirunya.

Dari Nirmala hingga Columbia

(Kali ini kami meunurunkan sebuah tulisan reflektif dan sarat curhat dari sorang kawan, alumni Annuqayah, yang sempat mempunyai kesempatan belajar bahasa dan budaya ke Amerika, Juni-Juli 2010. Semoga bermanfaat oleh-oleh cerita dari sana...salam, redaksi)

Suasana pagi di hari pertama, dari ketinggian lantai 9 Cliff Apartment, salah satu apartemen terkenal untuk mahasiswa asing (international students) di lingkungan University of South Carolina, saya menabur pandang ke hamparan gedung-gedung universitas yang megah dan rapih ditumbuhi pohon-pohon oak, magnolia, crepe myrtle dan dogwood. Maklum jika hari pertama ini serasa dalam mimpi bagi saya sebagai orang kampung yang bahkan tak kenal listrik selama masa kecilnya. Saya membatin, bahwa sebentar lagi saya akan segera merasakan iklim intelektual dan akademik dari sebuah perguruan tinggi negeri yang terkenal di negara bagian selatan (southern) Amerika Serikat, South Carolina. Saya akan menghapuskan semua rasa penasaran tentang Amerika dan orang-orangnya yang terlanjur menggaung nyaring di tanah airku.

Saya sekarang sudah benar-benar menginjakkan kaki di sebuah negeri adidaya yang selalu mengusik sejak saya masih di bangku MTs (sederajat SMP), terutama ketika saya membaca karya sastra orang-orang besar seperti novel Uncle Tom's Cabin karya masterpiece Harriet Beecher Stowe, buku-buku petualangan Mark Twain, hingga cerpen-cerpen terjemahan karya Ernest Hemingway. Program beasiswa IELSP (Indonesian English Language Study Program) dari IIEF (The Indonesian International Education Foundation) untuk belajar bahasa dan budaya (culture programs) selama dua bulan—Juni sampai Juli 2010—ternyata telah mengabulkan mimpi saya ke Amerika.