Senin, 22 Desember 2008

IAA Jogja dalam Pusaran Waktu ke Waktu

Suatu komunitas adalah wadah bagi kebersamaan dan kenyamaan bagi mereka yang mempunyai visi dan misi sama, dari tempat (tempaan) yang sama, merasakan proses yang sama, dan bahkan jalan dan tujuan hidup yang sama. Namun yang terakhir tentu jarang terjadi. Terlepas dari itu, sebuah ikatan adalah batas untuk pemersatu rasa (rindu, benci, dan sayang). Kualitas kebersamaan kadang diukur secara matematis dari loyalitas kepada komunitas, ikatan, dan wadah untuk berkumpul.

Ikatan Alumni Annuqayah (IAA) Daerah Istimewa Yogyakarta terbentuk dalam suasana seperti itu; merasakan nasib sama di rantau, menyambung rasa kebersamaan senasib dan seperjuangan yang sempat terjalin sejak di Pondok Pesantren Annuqayah. Ikatan alumni semacam ini tidak akan pernah aus oleh waktu. Jika pun akhirnya harus “tidak ada” dan tidak dilanjutkan oleh generasi berikutnya, ia akan menjadi lebih garang dan kerap menghantui pikiran—ruang komunitasnya pun bukan lagi di ruang publik (public sphere) verbal seperti organisasi, pertemuan, rapat dll. Namun, ia merambah ke pikiran mereka masing-masing, membentuk komunitas di ruang pikiran, semacam rasa rindu, kesunyian, dan kekhawatiran-kekhawatiran yang datang mendadak. Ia tentu lebih kuat dari sekedar komunitas terbayang (imaged community).

Di tahun 1987, alumni-alumni Annuqayah yang ada di Yogyakarta membentuk perkumpulan kultural, semacam peguyuban bersama—bagi media ngobrol, kongkow bareng, minum kopi, berkreasi, cerita-cerita—bermarkas di Losmen Hantu, daerah Gajah Wong, Gowok Yogyakarta. Dari fase ini banyak perkembangan di tubuh IAA Yogyakarta yang saling kait-mendukung terbentuknya sebuah wadah ikatan atau komunitas pada masa selanjutnya. Di awal tahun 1990-an, di tengah-tengah mati-surinya geliat IAA, sebuah terobosan diambil oleh Alumni Annuqayah untuk membuat bentuk riil wadah bersama itu, yaitu menjadi Ikatan Alumni Annuqayah (IAA) yang hingga sekarang masih berdenyar di dada kami masing-masing, Alumni Pondok Pesantren Annuqayah di Yogyakarta.

Meskipun dalam perjalanan mendapatkan pasang surut yang tajam, teman-teman IAA masih terus mengawal dan menggawangi perjalanan IAA yang telah menjadi badan organisasi ini. Tahun 1998, di tengah kondisi Negara yang chaos demi mengimpikan adanya sebuah reformasi IAA justru bangkit, dari organisasi yang hanya bermodalkan emosi-kultural menjadi organisasi yang mempunyai badan dan manajemen keorganisasian yang baik. Hal ini terbukti pada tahun 2002 ketika mengadakan Musyawarah Besar (Mubes) dan Pemilihan Ketua Baru yang bertempat di Gedung Islamic Center, Babarsasi Yogyakarta, serta mengadakan rapat kerja sekaligus pengawalan kader yang cukup mumpuni. Namun pada awal tahun 2005 seiring dengan perombakan besar-besaran di tubuh organisasi IAA, yakni adanya sentralisasi kepengurusan yang berpusat di PP. Annuqayah dari hasil pertemuan lintas daerah di Malang Jawa Timur yang akhirnya mengadakan pertemua alumni di PP. Annuqayah dengan perbincangan yang alot dan panjang, salah satunya adalah mempreteli AD/ART IAA. Di daerah-daerah justru mengalami kemadekan termasuk di Jogja sendiri. Kurang lebih 1,5 tahun IAA DIY bisa dikatakan fakum.

Awal Tahun 2007 kemarin pembacaannya mulai serius dengan mengadakan konsolidasi-konsolidasi hingga akhirnya membentuk struktur kepengurusan, membahas program kerja (raker), hingga sepakat nge-camp bareng di area Pabringan, Depok, Sleman Yogyakarta. Sehingga pusat kegiatan IAA bisa bersumbu di sini. Perkembangan IAA selajutnya semakin masif. Mulai dari diskusi hingga badan kajian khusus mulai diperbincangkan oleh mereka demi berkontribusi kepada perkembangan zaman.

Kini, Alumni Annuqayah yang tersebar di Yogyakarta ada 118 orang dengan berbagai latar belakang profesi, angkatan dan pendidikan yang berbeda. Mulai dari dosen/guru, PNS, POLRI/TNI, Wiraswasta, mahasiswa/pelajar dan lain sebagainya. (Sumber: Data Litbang IAA DIY per-Desember 2008). Dan pada awal tahun 2008, IAA DIY mempunyai Baschamp yang berlokasi di Jl. Ori 2 No. 6/F Papringan Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta, berlantai 2 dengan 12 kamar dengan kategori penghuni tetap dan tidak tetap (warga IAA DIY keseluruhan). Tujuan dari Baschamp ini yang merupakan cita-cita awal pada waktu Raker IAA DIY periode 2007/2009 adalah sebagai wahana radikalisasi-konsentrasi warga IAA DIY dalam berbagai kegiatan dan kajian.

Tidak ada komentar: